Katekese Lima Menit
Sakramen Edisi 2
Sakramen Baptis
Sebagai seorang pengikut Kristus, tentu kita sudah tidak asing lagi dengan Sakramen Baptis. Semua orang yang ingin menjadi anggota Gereja harus menerima Sakramen Baptis. Tapi, tahukah kamu, sebenarnya apa arti baptis itu? Kata Baptis berasal dari bahasa Yunani yakni “Baptizo” yang berarti pembasuhan atau pencucian. Sakramen Baptis ini merupakan tanda dan sarana yang mengungkapkan iman akan Yesus Kristus, dengan menerimanya seseorang akan menjadi bagian dari anggota Gereja.
Baptisan yang telah kita terima akan membuat kita lahir baru. Apa itu lahir baru? Lahir baru atau Regeneration adalah pekerjaan penciptaan yang dilakukan Allah dalam diri manusia. Penciptaan disini maksudnya bukan mengarah pada fisik tetapi penciptaan dalam hal Rohani, dengan mengubah manusia itu dari keadaan mati secara rohani menjadi hidup secara rohani. Karena itulah, ada juga yang menyebut lahir baru sebagai Kebangkitan Rohani. Makna tentang lahir baru ini ternyata juga disampaikan langsung oleh Yesus dalam Injil Yohanes bab 3 ayat 5 yang bunyinya demikian "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah" pada ayat ini Yesus menekankan pentingnya Baptis sebagai jalan untuk masuk dalam Kerajaan Allah.
Dalam Gereja Katolik, kita mengenal 3 jenis pembaptisan yakni Baptis anak atau bayi, Baptis Dewasa dan Baptis darurat. Baptis bayi diberikan kepada anak-anak yang berusia 0 sampai 7 tahun sedangkan jika seseorang sudah berusia lebih dari 7 tahun, maka ia perlu menerima Baptis Dewasa. Untuk menerima Sakramen Baptis, seseorang yang sudah memasuki usia baptis dewasa harus mengikuti pembinaan atau pembelajaran. Biasanya pembinaan ini berlangsung selama kurang lebih 1 tahun. Kemudian selain Baptis bayi dan dewasa, Gereja Katolik juga mengenal istilah Baptis darurat yakni Sakramen Baptis yang diberikan kepada mereka yang sedang menghadapi bahaya maut atau yang juga sering disebut sebagai “sakratul maut”.
Sakramen Baptis biasanya diberikan oleh seorang diakon, imam atau uskup, akan tetapi dalam keadaan darurat, semua orang beriman yang sudah dibaptis, dapat memberikan sakramen ini dengan cara yang tepat. Bagaimana cara tepat untuk membaptis itu? Seperti yang sudah kita bahas dalam katekese sebelumnya, semua Sakramen dalam Gereja Katolik harus menekankan 2 unsur hakiki agar dapat dianggap sah yakni adanya Forma dan Materia. Forma dalam pembaptisan adalah rumusan Trinitas yakni “Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus”. Kemudian Materia dalam Sakramen Baptis adalah Air yang harus diberikan, ketika mengucapkan ketiga rumusan Trinitas. Maka ketika kita menghadapi situasi dimana seseorang yang belum dibaptis sedang menghadapi bahaya maut dan ingin dibaptis, hendaknya kita dengan penuh iman dan keberanian, membaptis mereka dengan menuangkan air di kepala mereka sambil menyebutkan 3 unsur Trinitas.
Sakramen Baptis ini adalah Sakramen yang bersifat kekal, maka jika seseorang sudah dibaptis secara sah yakni dengan Forma dan Materia yang benar, baik yang dibaptis dalam Gereja Katolik, mengalami Baptis darurat atau bahkan yang dibaptis di Gereja Kristen selain Katolik, maka ia tidak perlu dibaptis lagi ketika ingin menjadi anggota Gereja Katolik.
Sumber :
Alkitab Deuterokanonika
keuskupansurabaya.org/media/document/SERI_DOKUMEN_GEREJA_KATOLIK_PERAYAAN_EKARISTI_-_INTENSI_MISA_-_SAKRAMEN_INISIASI_KRIS.pdf
https://katedralmedan.or.id/katekese/sakramen-baptis/
https://golgothaministry.org/soteriology/soteriology_03.htm
Buku : Mengikuti Yesus Kristus 2
kaj.or.id/dokumen/sakramen-sakramen/sakramen-baptis
imankatolik.or.id/sakramenbaptis.html
Add New Comment