Sejarah Stasi Santo Laurensius Parungpanjang

     Merujuk pada sumber kearsipan Gereja Paroki Santa Maria Tak Bernoda Rangkas Bitung, Keuskupan Bogor, sejak tahun 2014 umat Katolik yang berdomisili di wilayah Stasi Santo Laurensius Parung Panjang berjumlah  310 jiwa yang terdiri dari 70 Kepala Keluarga, jumlah yang relatif besar untuk sebuah wilayah/stasi. Jumlah ini tentu tentatif dan pasti akan terus bertambah. Sayangnya, saat ini Stasi Parung Panjang belum memiliki sarana gedung ibadat legal yang digunakan untuk aktivitas rohani, pembinaan (pendidikan iman Katolik) dan kegiatan peribadatan.

     Sejarah terbentuknya Stasi Santo Laurensius Parung Panjang diawali dengan bertumbuh kembangnya umat Katolik di wilayah Parung Panjang dan sekitarnya. Stasi Laurensius terdiri dari 4 lingkungan yakni Lingkungan Bintang Timur (Bonaventura), Lingkungan Bunda Teressa, Lingkungan Keluarga Kudus Nazaret dan Lingkungan Santo Yosep. Sebelum keempat lingkungan ini terbentuk di Parung Panjang dan sekitarnya hanya ada satu lingkungan yakni lingkungan Bintang Timur.

     Berangkat dari hal tersebut di atas, Lingkungan Bintang Timur yang terbentuk sejak awal tahun 1999 dan menginduk pada Paroki Santa Monika Serpong, sebelum terbentuknya lingkungan, umat katolik yang terdiri dari beberapa keluarga membentuk perkumpulan (paguyuban) untuk dapat berdoa dan mendiskusikan arah kelompok kecil ini ke depannya. Setelah menempuh perjalanan yang panjang dan berbagai pertimbangan, maka umat Katolik Parung Panjang  sepakat untuk mencari paroki sebagai pelindung dan untuk mempermudah berbagai kegiatan pelayanan rohani. Umat Katolik Parung Panjang lalu bersepakat untuk menginduk ke Paroki   Santa Monika Serpong, karena letaknya paling dekat dengan Parung Panjang.

     Dalam perjalanan waktu, pada pertengahan tahun 2002, umat Lingkungan Bintang Timur kedatangan tamu dari Paroki Santa Maria Tak Bernoda Rangkas Bitung yang menyampaikan banyak hal terutama pemikiran kalau Lingkungan Bintang Timur sebetulnya berada di dalam  wilayah Keuskupan Bogor mengingat letak geografis Parung Panjang yang secara administratif pemerintahan termasuk Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan berbagai pertimbangan dan rapat intensif yang dihadiri umat dan pihak Paroki Santa Monika serta pihak Paroki Santa Maria Tak Bernoda Rangkas Bitung, maka diputuskan bahwa Lingkungan Bintang Timur resmi masuk ke dalam wilayah administratif Keuskupan Bogor.

     Sejak bergabung ke dalam Paroki Santa Maria Tak Bernoda Rangkas Bitung, umat Stasi Santo Laurensius Parung Panjang mengunakan sebuah rumah tinggal yang dijadikan Rumah Doa untuk kegiatan peribadatan umat dan pembinaan iman anak serta remaja.  Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin berkembangnya umat di Stasi Santo Laurensius Parung Panjang, maka timbul masalah-masalah sosial yang berkaitan dengan keberadaan Rumah Doa Katolik di Parung Panjang yang belum memiliki legalitas perijinannya secara hukum.

     Untuk itulah sejak Maret 2017 lalu terbentuk Panitia Persiapan Pembangunan Gereja (P3G) yang bertugas dan berjuang dengan target khusus untuk menghadirkan lahan tanah berikut perizinan dan pembangunan Gereja Stasi Santo Laurensius Parung Panjang, Paroki Santa Maria Tak Bernoda Rangkasbitung, Keuskupan Bogor. 

     Semoga Allah Tritunggal yang Maha Kudus merestui  panitia dan umat stasi ini untuk memperjuangkan   dan menghadirkan sebuah gereja legal di Bumi Parung Panjang ini.