Katekese 5 Menit
Serpuluh Perintah Allah Edisi 7
Perzinahan
Katekese kali ini akan membahas tentang isi sepuluh perintah Allah nomor tujuh yang berbunyi “Jangan berzina”, isi hukum tersebut dapat kita lihat dalam Kitab Keluaran bab 20 ayat 14. Melalui perintah Allah ini, kita diingatkan bahwa perzinahan merupakan perbutan yang sangat dilarang oleh Allah. Lalu, sebenarnya apa yang dimaksud dengan perzinahan itu? Secara singkat, perzinahan berarti perilaku seorang suami atau isteri yang tidak setia kepada pasangannya yakni ketika mereka melakukan hubungan suami-isteri dengan orang yang bukan pasangannya. Ketika seseorang berzina berarti ia telah menodai janji perkawinannya yang sakral karena laki-laki dan persempuan yang sudah menerima sakramen perkawinan, mereka dipersatukan langsung oleh Allah sendiri.
Lalu, apakah berarti dosa perzinahan ini hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang sdah menikah? Dalam kitab perjanjian lama, memang hal itu benar, karena perzinahan secara spesifik merujuk kepada orang yang sudah menikah. Namun dalam Perjanjian Baru, hal itu kembali dibahas. Dalam Injil Matius bab 5 ayat 28 Yesus berkata bahwa "Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya." Melalui ayat tersebut, Yesus mau menegaskan bahwa perzinahan tidak hanya dapat dilakukan oleh seorang yang menikah, tetapi oleh semua orang, laki-laki atau perempuan.
Setiap manusia pasti memiliki jenis kelamin atau gender baik itu perempuan maupun laki-laki. Seksualitas adalah anugrah yang diberikan oleh Allah sejak manusia diciptakan. Setiap pribadi juga memiliki nafsu terlebih nafsu seksualitas. Apakah karena kenyataan tersebut, perbuatan zina dapat dimaklumi sebagai pelampiasan nafsu seksual? Tentu saja tidak demikiam. Setiap manusia diberikan akal dan budi untuk mengendalikan diri kita dari nafsu. Dalam surat kepada jemaat di korintus Rasul Paulus juga melarang keras perzinahan. Hal itu tertulis dalam 1 Korintus bab 6 ayat 18 yang berbunyi “Hindarilah perzinaan! Setiap dosa lain yang seseorang lakukan adalah di luar tubuhnya, tetapi orang yang berzina, berdosa terhadap tubuhnya sendiri.” Hal tersebut semakin menegaskan bahwa perzinahan menjadi sesuatu yang harus kita hindari. Allah sendiri sangat tidak berkenan terhadap dosa perzinahan karena perzinahan merupakan dosa yang melanggar hukum Tuhan, menodai kesucian sakramen perkawinan dan bahkan dapat membuat seseorang melakukan dosa lain, seperti berbohong bahkan pembunuhan atau euthanasia. Maka, hendkanya dnegan akal dan budi, kita mampu mengendalikan diri agar dapat menghindari perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan yang juga sangat merugikan diri kita sendiri.
Alkitab Deuterokanonika
Katekismus Gereja Katolik
Katolsitas
Add New Comment