Parung Panjang, 29 Maret 2025 - Stasi Santo Laurensius Parung Panjang, Paroki Maria Tak Bernoda Rangkasbitung, tengah menjadi pusat perhatian Gereja Lokal Indonesia dan mendapatkan perhatian istimewa dari dua (2) uskup besar Indonesia, yakni Uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM dan Uskup Agung Ende Mgr. Budi Kleden SVD. Uskup Budi mengunjungi stasi ini pada Minggu, 2 Maret 2025 lalu sementara Uskup Paskalis melakukan kunjungan pastoral pada Minggu 30 Maret 2025. Berkat Tuhan melimpah untuk umat Katolik Parung Panjang yang saat ini terdiri dari 10 lingkungan dan 1300 jiwa ini.

Kedua uskup ini menunjukkan kasih dan dukungan yang luar biasa terhadap perjuangan umat di Stasi Santo Laurensius yang terus bertumbuh dan berkembang serta berkomitmen untuk mewujudkan gedung gereja Katolik yang legal di wilayah Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat.

Dalam beberapa kesempatan, Uskup Paskalis Bruno Syukur OFM menegaskan pentingnya mendukung pertumbuhan komunitas Katolik di Parung Panjang yang penuh semangat dan antusias. 

“Stasi Santo Laurensius adalah simbol harapan dan tekad umat untuk membangun tempat ibadah yang dapat menjadi pusat spiritual dan kebersamaan umat,” ujar Uskup Paskalis dalam salah satu kesempatan kunjungan pastoral di Parung Panjang.

"Parung Panjang menjadi salah satu pusat perhatian Keuskupan Bogor selain Stasi Maja yang sedang membangun gedung gereja mereka", kata Uskup Paskalis.

Sementara itu, Uskup Budi Kleden SVD, dalam sebuah  misa kudus yang dihadiri oleh umat Stasi Santo Laurensius pada Minggu 2/3/2025 memuji semangat umat yang terus berjuang, meskipun menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.  “Semangat umat di Stasi ini adalah inspirasi bagi kami sebagai gembala umat. Kalian menunjukkan bahwa iman yang kokoh dapat mengatasi segala rintangan yang ada,” ungkapnya.

Romo Joned selaku Pastor Paroki Rangkasbitung mengatakan stasi ini luar biasa dalam semangat imannya. Hal senada disampaikan oleh Romo Anggi yang dalam salah satu kesempatan mengatakan stasi ini paling semangat di Paroki Rangkasbitung.

Sementara Ketua Stasi Santo Laurensius, Doktor Frederikus Fios, juga turut memberikan pernyataan penuh makna tentang peristiwa rahmat ini.

 “Ini adalah berkat Tuhan yang luar biasa bagi umat di sini. Semoga umat semakin semangat untuk berpartisipasi, baik di dalam maupun keluar dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama di Parung Panjang,” kata beliau dengan penuh rasa syukur.

Perjuangan untuk mewujudkan gedung gereja legal di Parung Panjang tidak hanya menjadi upaya membangun struktur fisik, tetapi juga sebuah langkah simbolis untuk memperkuat kehadiran Gereja Katolik yang kukuh dan kuat di wilayah ini.

 Umat Stasi Santo Laurensius bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk tokoh agama seperti MUI, tokoh pemerintah (Muspika, desa, RW, RT), pihak keuskupan, pemerintah, kementerian, dan komunitas lokal, untuk menjajaki kemungkinan rencana ini dapat terwujud dengan lancar.

Dukungan dari Uskup Paskalis dan Uskup Budi, serta semangat umat yang dipimpin oleh Doktor Frederikus Fios, menunjukkan bahwa perjuangan mereka tidak berjalan sendiri, tetapi senantiasa dalam naungan kasih dan bimbingan Tuhan. 

Stasi Santo Laurensius kini semakin dikenal sebagai komunitas yang tidak hanya berkembang dalam jumlah umat, tetapi juga dalam semangat iman dan pelayanan sosial. Sejak 2018 stasi ini selalu melaksanakan Bukber bagi rekan rekan muslim, aksi donor darah, dialog lintas iman, dan juga santunan pada mereka yang membutuhkan.

Dengan harapan dan doa, umat Stasi Santo Laurensius yakin bahwa gedung gereja legal yang mereka impikan akan segera menjadi nyata, menjadi rumah rohani bagi semua umat Katolik di Parung Panjang. Dukungan dari para uskup, pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat dan partisipasi semua umat adalah kekuatan utama dalam mewujudkan mimpi besar ini. Semoga Tuhan memberkati.